Monday, March 2, 2009

indosiar

Kamar ayah dan ibuku sedang direnovasi sehingga ayah dan ibuku tidur dikamar sempit, berwarna kuning dan biru, berwallpaper bebek jalan dan dingin ku ini. Kamarku dingin. Tidak panas. Berarti kamar surga. Kan dingin, katanya surga itu dingin. Karena tidak ada setan. Setannya ada di sampingku. Ayahku (ngga deeeeeeeeeng). Terus kan ada tv mungil disudut kamarku bermerk "GoldStar". Ya, ini tv abalan karena aku juga jarang nonton dikamarku sendiri sehingga ayahku memberikan tv murah ini kepadaku. Aku lebih memilih bermain komputer atau menonton dikamar orangtuaku karena lebih asyik. TVnya lebih besar. Sekarang gantian ayahku yang menonton tv-ku yang mini imut berwarna hitam seperti tompel itu.

Dia mengganti2 channel. Dan maklum, karena dekoder tv kabelnya ada dikamar orangtuaku, dan belum dipindah, jadinya ayahku hanya bisa menonton channel lokal saja. Dan sampai-sampai ia menemukan channel tv dengan acara yang sangat lokal. Indosiar dengan "serial drama"-nya yang berjudul Muslimah. Aku yang sedang asyik berbincang hangat dengan teman-temanku lewat dunia maya pun sesekali ingin melihat kearah tv yang ada di seberang laptopku. Dan aku melihat orang Indonesia yang berbicara dengan bahasa Arab. Sungguh tidak cocok. Mukanya yang primitif ingin sok sok-an berbicara dengan bahasa Arab. Oh tidak! Aku kaget. Tertawalah aku dan tertawalah ayahku. Sungguh norak. Yucks.

0 comments: